Manusia Makhluk Budaya



Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesakan tulisan singkat ini. Sholawat daan salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk budaya? Berikut penjelasannya. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhyah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Jadi Manusia sebagai makhluk budaya ialah manusia merupakan makhluk berbudi dan berakal yang dapat mengatur cara hidup sesuai perkembangan zaman dan hasil dari sebuah tatanan hidup yang diciptakan oleh manusia saat ini maupun manusia terdahulu akan diwariskan ke generasi selanjutnya secara turun-temurun dan akan dirasakan dampaknya pada kehidupan selanjutnya secara terus menerus. Budaya manusia haruslah baik, karena budaya dapat mempengaruhi kesejahteraan kehidupan manusia untuk masa ini dan masa yang akan datang. Tetapi seperti yang kita lihat saat ini, banyak sekali kerusakan-kerusakan yang diciptakan oleh manusia di darat dan di laut akibat dari budaya manusia yang buruk.

A.Kerusakan yang disebabkan oleh manusia di darat dan di laut
Manusia telah membuat banyak kerusakan di muka bumi, baikk di darat dan di laut. Allah telah mengungkap mengenai hasil perilau manusia yang membawa dampak baik maupun buruk di muka bumi. Begitu banyak keberhasilan dari manusia terdahulu yang telah “dipajang” atau “dipertontonkan oleh Allah SWT. Tujuan dari diperlihatkannya bukti keberhasilan dari manusia terdahulu ialah untuk menyadarkan manusia akan kebesaran Allah SWT dan kebenaran mengenai Al-Qur’an. Selain itu, Allah memperlihatkan budaya fisik terdahulu kepada manusia masa kini agar manusia dapat melakukan penelitian terkait hal itu serta manusia bisa mentadabburi hal-hal yang masih belum bisa diterima oleh akal mengenai kejadian-kejadian besar pada masa lampau, seperti adanya rumah-rumah batu, piramida, bekas kapal termasuk keberadaan mumi Fir’aun. 

Allah SWT selalu menantang manusia terutama umat islam untuk melakukan perjalanan untuk mengetahui rahasia-rahasia yang terkubur didalam Al-Qur’an. Jika kita hanya diam tanpa melakukan sebuah tindakan, semua rahasia didunia tidak akan bisa untuk diungkapkan dan kebesaran Tuhan tidak akan dipercayai oleh orang-orang kafir. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai kemahakuasaan Allah SWT dan lengkap menjadi bahan pembelajaraan penting bagi manusia. Terdapat ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk berjalan atau tervelling menjelajahi seluruh dunia dengan tujuan  mencari ridho Allah SWT dan dibarengi dengan kegiatan meneliti, dakwah atau menggali ilmu-ilmu yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat manusia. Bahkan Allah memerintahkan kita untuk berjalan di muka bumi, supaya kita melihat dan mngetahui bagaimana kam terdahulu yang telah mendustakan Allah SWT serta terlalu sombong dengan segala karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sehingga Allah SWT meluluh lantahkan keum itu dan menyisakan sebagian darinya sebagai bukti-bukti keberhasilan budaya dari orang-orang terdahulu. Berikut terjemahan ayat Al-qur’an mengenai perintah Allah kepada manusia untuk berjalan di muka bumi.

" Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."(Q.S. Al-Mulk Ayat 15)

" Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu."(Q.S. Muhammad Ayat 10)

" Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?"( Q.S. Yusuf Ayat 109)

" Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)."(Q.S. Ali 'Imran Ayat 137)

" Katakanlah: 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa'." (Q.S.An-Naml Ayat 69)

" Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur."( Q.S. Luqman Ayat 31)

" Katakanlah: 'Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)'." (Q.S. Ar-Rum Ayat 42)

" Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri." (Q.S. Ar-Rum Ayat 9)

" Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu'." (Q.S. Al-An'am Ayat 11)

Terlalu banyak kerusakan di muka bumi ini yang penyebabnya dari manusia dan yang akan dirugikan juga manusia. Kesombongan dan ketamakan dari manusialah yang menyebabkan dunia kita hancur. Keegosan dari pribadi masing-masing dan hanya ingin memliki kenyamanan tersendirilah yang juga menyebabkan kerusakan paaa bumi kita ini. Dalam pemakaian BBM maupun tenaga listrik yang tidak diatur dan terlalu berlebihan dalam pemakainnya. Uang saya banyak dan mampu untuk membeli BBM jadi terserah saya meu pakai seberapapun. Iya memang anda punya uang banyak, tetapi dengan uang itu tidak akan bisa mngembalikan satu tetes BBM.

Bumi sudah semakin rusak akibat ulah manusia yang semakin rakus akan kekayaan an kekuasaan. Setidaknya sepuluh kerusakan yang diakibatkan oleh manusia. Salah satunya ialah naiknya suhu bumi yang sangat berpengaruh pada iklim global yang semakin tidak menentu. Musim hujan yang semakin lama atau melebihi batas waktu dan musim kemarau yang terasa panas dan keringnya melebihi yang biasanya. Dampak dari perubahan iklim ini sangat mempengaruhi kelanjutan hidup umat manusia, terutama dalam bidang pertanian yang merupakan kebutuhan pokok seluruh umat manusia. Budaya hidup manusia yang bergeser dari hidup berdasarkan kebutuhan menjadi hidup berdassarkan keinginan. Jika hal ini masih tetap tertanam dalam budaya hidup kita saat ini, dampak yang akan ditimbulkan semakin parah dan akan berpengaruh pada kehidupan anak cucu kita nantinya.

Banyak sekali ayat-ayat dalam alquran yang memberi peringatan dan ancaman untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Berikut ini beberapa ayat al-qur’an tentang berbuat kerusakan di muka bumi yang semoga bisa membangun kesadaran kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami senantiasa bertasbih memuji dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” – (Q.S Al-Baqarah: 30)


وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah darinya dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan. – (Q.S Al-Baqarah: 60)

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ * وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ * وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ

Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia membuatmu kagum, dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras. (204) Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di muka bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, padahal Allah tidak menyukai kerusakan. (205) Dan apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka pantaslah baginya neraka Jahanam, dan sungguh (Jahanam itu) seburuk-buruk tempat tinggal. (206) – (Q.S Al-Baqarah: 204-206)

إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan di bumi hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara bersilang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat kelak mereka mendapat azab yang besar. – (Q.S Al-Maidah: 33)


وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah terbuka, Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki. Dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu pasti akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan mereka. Dan Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap kali mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Dan mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di muka bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. – (Q.S Al-Maidah: 64)

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. – (Q.S Al-A’raf: 56)

وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. – (Q.S Al-A’raf: 74)

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Dan kepada penduduk Madyan, Kami mengutus Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan (sesembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang-orang beriman.” – (Q.S Al-A’raf: 85)

وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Dan wahai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan secara adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu melakukan kejahatan di muka bumi dengan berbuat kerusakan. – (Q.S Hud: 85)

وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang Allah perintahkan untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di muka bumi; mereka itu memperoleh laknat dan tempat kediaman yang buruk (Jahanam). – (Q.S Ar-Ra’d: 25)

وَلَا تُطِيعُوا أَمْرَ الْمُسْرِفِينَ * الَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ

dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas, (151) yaitu mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (152) – (Q.S As-Syuara: 151-152)

وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di muka bumi. – (Q.S As-Syuara: 183)

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. – (Q.S Al-Qashas: 77)

وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَارْجُوا الْيَوْمَ الْآخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Dan kepada penduduk Madyan, (Kami telah mengutus) saudara mereka Syuaib, dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” – (Q.S Al-Ankabut: 36)

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ * أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ

Dan Kami tidak menciptakan langit, bumi beserta apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (27) Pantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Atau pantaskah Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama seperti orang-orang yang jahat? (28) – (Q.S Shad: 27-28)

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ * أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (22) Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah, lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya. (23) – (Q.S Muhammad: 22-23)

Itulah beberapa ayat al-qur’an tentang berbuat kerusakan di muka bumi yang menunjukkan bahwa islam mengecam segala bentuk perilaku yang bisa menimbulkan kerusakan lingkungan.

Berbagai kerusakan yang disebabkan oleh budaya buruk manusia, dapat kita lihat contoh kerusakan alam yang ditimbulkan oleh ulah manusia .Berikut kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh manusia selama tahun 2019.

- Paus terdampar di sebuah pantai di Filipina dengan hampir 40 kilogram sampah di perutnya. Pada bulan maret 2019, ditemukan paus tewas terdampar di laut Filipina akibat terlalu banyak memakan sampah. Sekitar 88 pon yang setara dengan 39,9 Kg sampah ditemukan didalam perutnya.


- Ribuan titik kebakaran hutan amazon akibat deforestasi. Di Brazil, deforestasi adalah praktik yang umum dilakukan. Untuk membuka lahan yang ditujukan pertanian, orang-orang Brazil menggunakan metode tebang dan bakar (slash and burn). Yakni, dengan menebang seluruh vegetasi, membiarkannya kering, lalu membakarnya. Deforestasi ini menyebabkan kasus kebakaran yang sulit dikendalikan di Amazon. Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, mengumumkan larangan terhadap metode slash and burn tahun ini untuk menghentikan persebaran titik api. Namun, akhirnya dia malah mencabut larangan itu. Dua hari setelah larangan ini dicabut, 4.000 titik api baru muncul.


- Gambar mata di batu pasir di Capitol Reef National Park di Utah, Amerika Serikat. Pada Juni 2019, para pekerja di Capitol Reef National Park di Utah, AS menemukan gambar mata pada bebatuan di sebuah area yang dikenal dengan nama Temple of the Moon. Pihak taman nasional mengatakan, pahatan gambar mata sepanjang dua kaki dan selebar 17 inci itu sangat dalam. Sampai-sampai pahatan gambar tidak bisa dihilangkan.


-  Lembah Fjaðrárgljúfur di Islandia perlahan-lahan rusak setelah jadi setting Game of Thrones. Keindahannya yang membuat para turis berdatangan dan menyebebkan rusaknya Lembah tersebut. Kemudian pemerintah setempat melarang adanya kunjungan apapun ke Lembah Fjaðrárgljúfur. Meski begitu, masih banyak yang menyelinap diam-diam untuk memasuki lembah tersebut.


- Joshua Tree mengalami kerusakan parah selama shutdown atau penutupan pemerintahan di Amerika Serikat. Awal tahun 2019 menjadi saksi terjadinya shutdown atau penutupan pemerintahan di Amerika Serikat terlama sepanjang sejarah. Yakni, selama 35 hari. Dalam kurun waktu shutdown, para ranger taman nasional di seluruh Amerika Serikat harus cuti wajib tanpa gaji. Termasuk para ranger di Joshua Tree di California, Amerika Serikat. Hal ini membuat banyak pengunjung masuk seenaknya ke taman nasional, membuat kerusakan di berbagai titik lanskap.

B. Bukti-Bukti Ilmiah tentang Kemahakuasaan Allah SWT
Banyak sekali peneliti-peneliti yang penasaran terhadap isi kandungan ayat-ayat dalam Al-qur’an, tidak terkecuali peneliti-peneliti non muslim. Dari rasa penasaranlah mreka mencoba meneliti kebenaran ayat-ayat Al-qur’an, sehingga pintu hidayah pun terbuka dan mereka para peneliti itu memilih untuk muallaf. Banyak hal dalam islam yang membuat para peneliti penasaran dan ingin menelitinya, seperti gerakan-gerakan dalam sholat, puasa sebulan penuh pada bulan ramadhan, air wudhu dan masih banyak lagi rahasia keutamaan ibadah dalam agama islam. Penelitian tentang gerakan sholat pernah dilakukan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semua gerakan dalam sholat dapat menyehatkan badan. Dapat dilihat mukjizat sholat dalam buku Mukjizat Gerakan Sholat, yang diterbitkan oleh Qultum dan buku Mukjizat Gerakan Sholat dan Rahasia 13 Unsur Manusia: Sehat Tanpa Obat Kimiauntuk Genrasi Unggul BerbudiLuhur yang diterbitkan Noura Books tahun 2015. Begitu juga dalam buku Tahajud Manfaat Praktis Ditinjau Dari Ilmu Kedokteran yang merupakan laporan disertasi Moh. Sholeh, yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar dan Forum Studi Himanda di Yogyakarta. 

Akhir-akhir ini, setelah muncul wabah corona, kemuliaan dan kebermanfaatan air wudhu terungkap dapat mencegah virus corona.Sebelum munculnya virus Corona (Covid-19), Islam telah mengajarkan cara mencegah dan mengantisipasi segala penyakit sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW. Selain menjaga pola hidup sehat, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk menjaga wudhu. Memang belum ada uji klinis yang dapat membuktikna bahwa wudhu dapat mencegah virus corona, tetapi setiap kai sebelum umat muslim sholat pasti akan didahului oleh wudhu yang dalam tata cara wudhu kita membersihkan tangan, berkumur, menghirup air lewat hidung mencuci muka, dan lain sebagainya. Langkah-langkah tersebut jika dikerjakan oleh seluruh umat manusia sedari dulu maka tidak akan ada yang terkena virus corona.

Menurut Meldy, memang belum didapatkan penelitian apakah cuci tangan dengan sabun sesuai standar WHO mempunyai efektivitas yang sama dalam pencegahan penularan penyakit dibandingkan dengan seseorang yang rutin berwudhu. Namun, secara logika, ketika seseorang rutin berwudhu, selain untuk shalat lima waktu, ditambah dengan shalat sunah seperti Dhuha dan Tahajud, dalam satu hari orang tersebut sudah mencuci tangan dan anggota yang lainnya sebanyak tujuh kali bahkan lebih.

“Menurut pandangan saya, tentu ini akan berpengaruh terhadap kebersihan diri, apalagi saat wudhu dianjurkan untuk berkumur-kumur dan membersihkan rongga hidung. Karena, kita ketahui bersama, selain tangan, penularan bakteri atau virus melalui udara tentu akan melewati saluran napas dan sangat mungkin bakteri atau virus ini banyak terdapat di lubang hidung dan mulut,” kata Meldy melalui pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Senin (27/1) malam.

“Walaupun tidak ada penelitian ilmiah yang membandingkan antara cuci tangan standar WHO dengan wudhu, apalagi dikaitkan dengan sedang wabahnya virus corona ini, namun rutin berwudhu adalah satu cara yang baik untuk menjaga hidup sehat bagi Muslim yang rutin melakukannya,” kata Meldy.

Kebenaran ayat Al-qur’an pun dapat dibuktikan, salah satunya teori Big Bang, yang telah diceritakan oleh Allah SWT sejak empat belas abad yang lalu. Menurut para ahli astrofisika, asal mula adanya alam semesta ini dikenal dengan teori big bang yang menyatakan: pada mulanya alam semesta berbentuk satu massa yang besar (nebula primer) kemudian terjadi big bang (ledakan pemindah sekunder) yang mengakibatkan pembentukan galaksi yang terbagi dalam planet, matahari, bulan dan lain sebagainya. Sesungguhnya teori yang dinyatakan oleh ahli astronom dan astrofisika telah lebih dahulu dijelaskan oleh Allah SWT dalam surah Al-Anbiyaa, 21:30.

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Masih banyak lagi kebenaran-kebenaran ayat Al-qur’an yang ditemukan di muka bumi ini. Didalam fenomena sains modern banyak sekalifenomena alam yang tidak masuk akal pada manusia yang telah diceritakan oleh Allah SWT 14 abad yang lalu.  

Mengenai fenomena bertemunya dua lautan ini, Allah SWT berfirman:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ. بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampui masing-masing.” (QS. Ar-Rahman: 19-20)

Fenomena tatasurya dan garis edar ini sudah tertulis di dalam Al-Quran, antara lain di dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 33.

       وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُوْنَ

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”

Al-Quran, lagi-lagi, sudah menyinggung tentang api di dasar lautan ini.

وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِ
“Dan laut yang di dalam tanahnya ada api.” (QS. At-Tur: 6)

Sungai didasar laut

وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُوْرًا

“Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.”

Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun, Al-Qur’an telah menjelaskan keadaan dasar lautan tersebut sejak ribuan tahun yang lalu.

أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-menindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah maka tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.

Al-Quran juga telah menjelaskan tentang kesempurnaan jari manusia ini.

بَلٰى قَادِرِيْنَ عَلٰى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.”

Ciri-ciri yang takut kepada Allah SWT (sudah bisa dipastikan orang yang beriman) digambarkan oleh Allah SWT dalam Al-qur’an surah Al-Anfaal, 08:02

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ 

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”


Wallahu A’alamubisshowab
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Sumber Referensi:

Suryana, Jajang. 2020. “Manusia Makhluk Budaya”. Singaraja.

https://travel.dream.co.id/news/inilah-9-ayat-alquran-yang-berisi-seruan-untuk-traveling-180109t.html#:~:text=Surat%20Ali%20'Imran%20Ayat%20137,(rasul%2Drasul).%22

https://www.kompasiana.com/hasrulhoesein/550003e6a33311227050f957/penyebab-kerusakan-bumi

https://sains.kompas.com/read/2009/06/05/11081668/bumi.semakin.rusak.akibat.ulah.manusia

https://mutiaraislam.net/ayat-alquran-berbuat-kerusakan-di-bumi/

https://palu.tribunnews.com/amp/2019/11/14/5-kerusakan-alam-yang-disebabkan-manusia-sepanjang-2019-paus-mati-dengan-40-kg-plastik-di-filipina?page=2&_ga=2.185739881.1145763380.1591435436-1053558416.1591435436

https://kalam.sindonews.com/berita/1563325/69/inilah-manfaat-wudhu-untuk-mencegah-virus-corona

https://republika.co.id/berita/q7a0ew430/wudhu-yang-diyakini-sebagai-upaya-mencegah-virus-corona

https://qultummedia.com/7-fenomena-sains-modern-ini-ada-di-dalam-al-quran/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnatullah dan Manusia sebagai Khalifah di Bumi

Manusia dan Teknologi

Manusia Makhluk Peneliti