Manusia Makhluk Otonom
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kesempatan dan karunia-Nya sehingga tulisan ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang (Minazzuluma ti ilannuur). Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dituliskan kali ini saya akan membagikan sedikit pengetahuan mengenai Manusia Makhluk Otonom.
1. Nikmat Allah bagi Makhluk Hidup
Istilah otonom sering terdengar ditelinga kita yang dikaitkan dengan urusan pemerintahan. Pengertian otonom yang terkait dengan keberadaan manusia sebagai makhluk Allah adalah bertalian dengan kebebasan menentukan pilihan. Manusia, tanpa terkecuali, memiliki hak dan kewajiban insani sebagai makhluk Allah yang wajib beribadat. Hak dan kewajiban berkaitan dengan masalah pahala dan dosa: sebuah hukum sebab akibat yang lebih banyak ditentukan oleh amal manusia.
Manusia dijadikan sebagai Khalifah di Bumi (QS. Al-Baqarah, 02:30; Al-A'raf, 07:129; An-Naml, 27:62; Fathir, 35:39; dan Shaaf, 38:26). Untuk penjelasan manusia sebagai Khalifah di Bumi dapat dilihat pada tulisan terdahulu yang berjudul Sunnatullah dan Manusia sebagai Khalifah di Bumi.
Sesungguhnya, Allah tidak pernah membeda-bedakan makhluk-Nya. Sifat Allah yang Rahmaan dan Rahiim, mengasihi semua makhluk secara merata. Allah juga Maha Pengasih hanya kepada makhluk tertentu yang patuh kepada-Nya, di Akhirat kelak (QS. Al-Fatihah, 01:01-03) yang artinya, " Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
2. Nikmat Hidup
Allah dengan segala sifat Rahman-Nya menyediakan nikmat hidup kepada sumua makhluk-Nya tanpa terkecuali. Manusia, jin, malaikat, binatang dan tumbuhan, diberi kesempatan yang merata untuk hidup oleh Allah. Allah tidak pernah membeda-bedakan makhluk yang taat dan yang durhaka kepada-Nya, semua mendapatkan kasih sayang Allah (QS. Huud, 11:6) yang artinya, " Dan tidak suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). Dan firman Allah dalam (QS. Al-'Ankabut, 29:60) yang artinya ( Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Contoh pembagian kasih sayang oleh Allah kepada makhluk hidup. Hubungan "mesra" antara binatang tertentu dengan manusia yang kisahnya menjadi inspirasi hidup bagi manusia lain. Satu pertanyaan yang sangat mendasar, jika manusia hanya mendapatkan nikmat hidup saja tanpa kelebihan yang lain, apa bedanya manusia dengan makhluk Allah SWT. lainnya, seperti binatang dan tumbuhan?.
Dalam kaitan dengan nikmat hidup, semua makhluk Allah SWT. telah dijamin rezekinya beserta fasilitas hidup yang lengkap. Tidak ada makhluk hidup yang membayar kenikmatan asli udara, air, tempat tinggal, semua telah dijamin oleh Allah SWT. Tetapi semua telah dikotori oleh manusia, sehingga semua fasilitas hidup mendasar tadi menjadi berharga sangat mahal dan tidak gratis lagi.
Banyak fasilitas kehidupan (nikmat hidup) yang telah dikuasai secara semena-mena orlh sekelompok tertentu. Contohnya perusahaan air mineral yang mengeksploitasi kebutuhan mendasar manusia yakni air sebagai lahan ekonomisnya, sehingga menyebabkan kekeringan dan kerawanan rusaknya lingkungan disekitarnya. Demikian pula hotel-hotel mewah dengan kamar-kamarnya yang tinggi tidak pernah kekurangan air bersih. Sementara itu, penduduk sekitar hotel sangat sulit mendapatkan sekadar air bersih.
Ketidakadilan sosial itu telah merebak dimana-mana. Belum lagi kekayaan alam yang seharusnya menjadi bahan kemakmuran rakyat, telah digadaikan kepada negara asing, yang hasilnya hanya menguntungkan segelintir orang-orang culas dan serakah. Bukan hanya itu, bencana alam pun terjadi akibat perbuatan tak bertanggungjawab orang-orang serakah itu. Semua tampak nyata karena media massa banyak menyiarkannya untuk konsumsi khalayak.
Undang-undang yang disusun oleh orang terdahulu begitu bijak dalam mengatur semua yang terkait dengan beragam hajat hidup masyarakat banyak, tetapi pelaksana undang-undang --kini-- secara sengaja menyelewengkan kekuasaan mereka demi memenuhi kebutuhan dan kerasukan segelintir manusia. Itulah kelebihan dan kekurangan manusia sebagai makhluk yang ditetapkan Allah SWT. menjadi pemakmur (juga perusak) Bumi.
Seperti yang telah digambarkan oleh Allah SWT. manusia yang baik akan berada pada kondisi lebih baik daripada malaikat. Sebaliknya, manusia yang buruk akan berada pada kondisi lebih buruk daripada binatang, karena seburuk apapun perilaku makhluk lain, mereka tidak akan menimbulkan kerusakan di Bumi. Hanya manusia saja yang telah dinash (dicatat) didalam Al-Qur'an yang akan memunculkan aneka kerusakan di darat maupun lautan. Sebagaimana firman Allah yang artinya " Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar-Rum, 31:41). Dan dalam (QS. Al-A'raf,07:179) yang artinya " Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Semua makhluk Allah SWT. diberi kesempatan hidup dan berkembang biak oleh Allah SWT. lengkap dengan fasilitas yang menyertai keberadaannya. Manusialah yang menyebabkan makhluk lain menjadi berubah kondisinya. Sementara itu, makhluk selain manusia, pada dasarnya berada pada kondisi yang tetap seperti ketika awal makhluk tersebut menjalani nikmat hidupnya dalam ciptaan Allah SWT.
Manusia yang tidak mengisi hidupnya dengan ibadat dan tidak memiliki amal baik, mungkin sama dengan binatang dan tumbuhan, atau bahkan lebih buruk daripada mereka!
3. Nikmat Akal
Hanya manusia yang diberi nikmat akal oleh Allah SWT. Oleh karena itu, manusia ditugasi untuk mengelola Bumi, sebagai Khalifah fil Ardh. Tanpa membedakan, Allah telah membuktikan janji-Nya tentang manusia pengolah ilmu pasti mendapatkan posisi yang tinggi diantara makhluk lainnya. Tanpa iman, ketinggian derajat itu baru sebatas posisi duniawi. Begitu banyak ayat Al-Qur'an yang diakhiri dengan pertanyaan "afalaa ta'-qiluun?" dan yang sejalan dengan isi pernyataan itu, yang maksudnya peringatan sangat keras dari Allah SWT untuk menyadarkan keberakalan manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam ( QS. Al-Baqarah, 02:44; Ali-'Imran, 03:65).
Allah SWT akan meninggikan derajat manusia yang beriman dan menguasai ilmu diantara makhluk yang lainnya. Bisa dibuktikan secara nyata, posisi bangsa-bangsa ' penguasa' ilmu telah diberi kedudukan lebih diatas bangsa lain, sebagai 'penguasa' urusan Dunia, sekalipun mereka tidak berbekal keimanan.
Tanpa berbekal keimanan kepada sang pemilik tunggal ilmu yang mereka kelola, mereka mereka bisa melakukan berbagai perbuatan yang semena-mena. Allah SWT menegaskan keberadaan keimanan harus bergandengan dengan ilmu dalam surat Al-Mujaadilah, 58: 11 yang artinya " Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepqdamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
4. Nimat Hidayah
Allah menganugerahkan hidayah hanya bagi manusia tertentu saja. Sejalan dengan posisi manusia sebagai makhluk otonom, yang telah diberikan kebebasan untuk memilih kecenderungan fujur atau taqwa maka tidak semua manusia mengambil keputusan yang sama. Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas mengenai hidayah diantaranya (QS. Al-Baqarah, 02:02; Al-isra,17:15; Al-Anbiya', 21:51; Az-Zukhruf, 43:27; Al-Qashas, 28:56; Az-Zukhruf, 43:27; An-Nahl, 16:82; Al-An'am, 06:88; At-taubah, 09:115; Ibrahim, 14:04; An-Nahl, 16:37)
Dalam QS.An-Nahl, 16:93 Allah menegaskan bahwa Allah mampu menjadikan semua manusia menjadi satu umat saja, tetapi Allah sengaja mengatur manusia dalam kergaman kondisi. Semua ada dalam kemahakuasaan Allah SWT.
5. Dua Nikmat yang Kerap Terlupakan
Nikmat sehat pada dasarnya merupakan anugerah dari Allah SWT. Ketika Allah SWT menyiapkan sehat itu murah, banyak manusia terlena dalam kondisi nyamannya, dan manusia lupa disamping sehat ada sakit yang selalu mengintai.
Disamping nikmat sehat, yang kerap dilupakan oleh manusia ialah waktu senggang. Setiap orang diberi waktu senggang yang merata oleh Allah SWT. Allah SWT menuntut manusia beribadat mahdah dwngan waktu yang sedikit. Manusia cukup leluasa untuk memanfaatkan waktunya untuk melakukan kegiatan diluar ibadah mahdah.
Kita seharusnya bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tanda syukur bukan hanya sekadar ucapan. Ada bentuk tanda syukur yang bisa tampak sebagai bukti-bukti tinggalan yang baik serta menjadi penanda keberadaan dan kehadiran Allah SWT yang banyak bersyukur dengan amal shaleh. Islam adalah agama yang mengatur tata-akuan (syahadah, keimanan) dan tindakan (amalshaleh) aamanu wa 'amilusshalihaat. Hidup manusia paripurna, dalam konsep Islam, adalah mengisi kehidupan duniawi yang syar'i yang akan menjadi bekal kesiapan dalam kehidupan ukhrawi. Kehidupan dialam akhirat, dalam pandangan Islam, adalah kehidupan sebenarnya, sebuah kondisi kehidupan yang lebih baik daripada kehidupan di Dunia ( wa lal -aakhiratu khairullaka min-al-ulaa, QS. Adh-Dhuha, 93:04).
6. Manusia Makhluk Individu
Pada satu sisi, manusia adalah makhluk individu. Masing-masing manusia tegak sebagai makhluk yang unik. Sekalipun ada kembar Siam, kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh manusia kembar itu tidak pernah betul-betul persis. Begitulah Allah dengan Kemahakuasaan-Nya. Tercatat dalam Al-Qur'an bagaimana Fir'aun, Qarun, 'Aad dan Tsamuud, serta masih banyak tokoh lainnya yang buruk, diceritakan sebagai contoh dan peringatan Allah kepada ummat Nabi Muhammad SAW. Salah satunya QS. An-Nazi'at, 79:17) yang artinya "Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas."
Allah juga menceritakan para nabi, diantaranya Nabi Adam as, Ibrahim as, Nuh as, Luth as, Musa as, Yusuf as, Sulaiman as, Isa as, dan Muhammad SAW. mereka adalah manusia pilihan dengan berbagai cobaan dan keberhasilan. Masalh mereka yang hadapi adalah masalah khusus. Anugerah yang mereka hadapi juga diluar anugerah yang diberikan Allah kepada manusia kebanyakan.
Manusia memang unik. Bersama dengan keunikannya yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia, Allah juga telah melengkapi manusia dengan aneka aturan untuk kemaslahatan hidup manusia.
7. Konsep Dosa (Individu) dalam Islam
6. Manusia Makhluk Individu
Pada satu sisi, manusia adalah makhluk individu. Masing-masing manusia tegak sebagai makhluk yang unik. Sekalipun ada kembar Siam, kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh manusia kembar itu tidak pernah betul-betul persis. Begitulah Allah dengan Kemahakuasaan-Nya. Tercatat dalam Al-Qur'an bagaimana Fir'aun, Qarun, 'Aad dan Tsamuud, serta masih banyak tokoh lainnya yang buruk, diceritakan sebagai contoh dan peringatan Allah kepada ummat Nabi Muhammad SAW. Salah satunya QS. An-Nazi'at, 79:17) yang artinya "Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas."
Allah juga menceritakan para nabi, diantaranya Nabi Adam as, Ibrahim as, Nuh as, Luth as, Musa as, Yusuf as, Sulaiman as, Isa as, dan Muhammad SAW. mereka adalah manusia pilihan dengan berbagai cobaan dan keberhasilan. Masalh mereka yang hadapi adalah masalah khusus. Anugerah yang mereka hadapi juga diluar anugerah yang diberikan Allah kepada manusia kebanyakan.
Manusia memang unik. Bersama dengan keunikannya yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia, Allah juga telah melengkapi manusia dengan aneka aturan untuk kemaslahatan hidup manusia.
7. Konsep Dosa (Individu) dalam Islam
Setiap manusia adalah individu yang harus mempertanggungjawabkan seluruh hasil perbuatannya. Pada dasarnya, semua individu adalah penanggung jawab hasil perilakunya. Seorang bayi yang lahir, sekalipun lahir dari seorang ibu yang tidak memiliki ikatan suami istri yang sah, bayi tersebut tetap berad dalam kondisi yang fitrah, suci. Tidak dikenal istilah anak "haram-jadah". Yang "haram-jadah" adaalh orang tuanya. Oleh karena itu, setiap manusia harus mempertanggungjawabkan hasil usahanya masing-masing. Sebagaimana firman Allah dalam salah satu ayat Al-Qur'an mengenai hal tersebut QS. An-nisa,04:111 yang terjemahannya "Barang siapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dengan adanya interaksi sosial, manusia saling pengaruh-mempengaruhi perilaku menjadi hal biasa. Pada saat itulah seseorang terkait dengan orang lain. Mempengaruhi orang lain, baik maupun buruk, adalah bentuk amalan yang dihitung sebagai amalan pribadi. Oleh karena itu, Allah SWT menetapkan suatu kondisi khusus yang akan dikaitkan dengan hasil perilaku pribadi tetapi bertalian dengan keberadaan orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-ankabut, 29:12-13 yang artinya "Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman 'ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu', dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) disamping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Manusia yang melibatkan orang lain untuk melakukan perbuatan, dalam bentuk kebaikan maupun keburukan, mereka akan mendapat balasan dan perhitungan untung rugi akibat perbuatannya. Perhitungan tersebut, pada dasarnya, bukan dalam pengertian "memikul beban dosa orang lain" tetapi mereka mempertanggungjawabkan hasil perilaku mereka mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu perbuatan.
8. Latihan Tugas
1) jelaskan batasan pengertian manusia makhluk otonom;
2) tunjukkan dasar teori bahwa manusia memiliki kemerdekaan dalam menentukan pilihan jalan hidupnya;
3) jelaskan makna nikmat hidup, nikmat akal, nikmat hidayah;
4) tunjukkan secara lengkap perbedaan manusia dengan makhluk Allah lainnya;
5) jelaskan lengkap dengan contoh pengertian manusia makhluk individu; dan
6) jelaskan konsep dosa individu dalam pengertian Dinul Islam
Jawaban:
1) Manusia makhluk otonom, artinya manusia sebagai makhluk Allah yang bertalian dengan kebebasan menentukan pilihan. Manusia juga memiliki hak dan kewajiban yang kemudian berekelindan dengan masalah pahala dan dosa yakni sebuah hukum sebab akibat yang lebih banyak ditentukan oleh amal manusia.
2) Berikut merupakan teori dasar manusia memiliki kemerdekaan dalam menentukan pilihan jalan hidupnya (QS. Al-Baqarah, 02:02; Al-isra,17:15; Al-Anbiya', 21:51; Az-Zukhruf, 43:27; Al-Qashas, 28:56; Az-Zukhruf, 43:27; An-Nahl, 16:82; Al-An'am, 06:88; At-taubah, 09:115; Ibrahim, 14:04; An-Nahl, 16:37)
3) Nikmat hidup merupakan nikmat dari Allah kepada seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali dengan kasih sayang yang merata. Nikmat akal ialah nikmat yang dianugerahkan kepada jenis makhluk tertentu yakni manusia. Allah memberikan nikmat akal sebagai alat pengendali diri, alat pengembangan diri, atau alat berpikir yang bisa digunakan untuk mengubah diri, menentukan pilihan. Nikmat hidayah ialah nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia tertentu dan manusia berhak memilih kecenderungan fujur atau taqwa.
4) Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya ialah manusia dikaruniai akal dan manusia ditugasi mengelola Bumi, sebagai Khalifah fil Ardh.
5) Manusia makhluk individu artinya manusia diciptakan oleh Allah SWT manusia sebagai makhluk unik. Setiap manusia tidak ada yang sama sekalipun kembar Siam, pasti ada perbedaan diantara mereka. Contoh tokoh-tokoh yang diceritakan dalam Al-Qur'an seperti Fir'aun, Qarun, 'Aad dan Tsamuud.
6) Dosa individu dalam agama islam artinya dosa yang dipikul oleh masing-masing individu akan dipertanggungjawabkan oleh diri mereka sendiri. Walaupun ada interaksi sosial yang menyebabkan saling terpengaruh satu sama lain tetapi mereka mempertanggungjawabkan hasil perilaku nya dan memikul beban dosanya secara individu, tidak melibatkan siapapun, sebagaimana firman Allah QS. Al-'Ankabut 29:12-13 yang artinya "Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman 'ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu', dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) disamping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Wallahu A'lamu Bissawab
Dengan adanya interaksi sosial, manusia saling pengaruh-mempengaruhi perilaku menjadi hal biasa. Pada saat itulah seseorang terkait dengan orang lain. Mempengaruhi orang lain, baik maupun buruk, adalah bentuk amalan yang dihitung sebagai amalan pribadi. Oleh karena itu, Allah SWT menetapkan suatu kondisi khusus yang akan dikaitkan dengan hasil perilaku pribadi tetapi bertalian dengan keberadaan orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-ankabut, 29:12-13 yang artinya "Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman 'ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu', dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) disamping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Manusia yang melibatkan orang lain untuk melakukan perbuatan, dalam bentuk kebaikan maupun keburukan, mereka akan mendapat balasan dan perhitungan untung rugi akibat perbuatannya. Perhitungan tersebut, pada dasarnya, bukan dalam pengertian "memikul beban dosa orang lain" tetapi mereka mempertanggungjawabkan hasil perilaku mereka mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu perbuatan.
8. Latihan Tugas
1) jelaskan batasan pengertian manusia makhluk otonom;
2) tunjukkan dasar teori bahwa manusia memiliki kemerdekaan dalam menentukan pilihan jalan hidupnya;
3) jelaskan makna nikmat hidup, nikmat akal, nikmat hidayah;
4) tunjukkan secara lengkap perbedaan manusia dengan makhluk Allah lainnya;
5) jelaskan lengkap dengan contoh pengertian manusia makhluk individu; dan
6) jelaskan konsep dosa individu dalam pengertian Dinul Islam
Jawaban:
1) Manusia makhluk otonom, artinya manusia sebagai makhluk Allah yang bertalian dengan kebebasan menentukan pilihan. Manusia juga memiliki hak dan kewajiban yang kemudian berekelindan dengan masalah pahala dan dosa yakni sebuah hukum sebab akibat yang lebih banyak ditentukan oleh amal manusia.
2) Berikut merupakan teori dasar manusia memiliki kemerdekaan dalam menentukan pilihan jalan hidupnya (QS. Al-Baqarah, 02:02; Al-isra,17:15; Al-Anbiya', 21:51; Az-Zukhruf, 43:27; Al-Qashas, 28:56; Az-Zukhruf, 43:27; An-Nahl, 16:82; Al-An'am, 06:88; At-taubah, 09:115; Ibrahim, 14:04; An-Nahl, 16:37)
3) Nikmat hidup merupakan nikmat dari Allah kepada seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali dengan kasih sayang yang merata. Nikmat akal ialah nikmat yang dianugerahkan kepada jenis makhluk tertentu yakni manusia. Allah memberikan nikmat akal sebagai alat pengendali diri, alat pengembangan diri, atau alat berpikir yang bisa digunakan untuk mengubah diri, menentukan pilihan. Nikmat hidayah ialah nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia tertentu dan manusia berhak memilih kecenderungan fujur atau taqwa.
4) Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya ialah manusia dikaruniai akal dan manusia ditugasi mengelola Bumi, sebagai Khalifah fil Ardh.
5) Manusia makhluk individu artinya manusia diciptakan oleh Allah SWT manusia sebagai makhluk unik. Setiap manusia tidak ada yang sama sekalipun kembar Siam, pasti ada perbedaan diantara mereka. Contoh tokoh-tokoh yang diceritakan dalam Al-Qur'an seperti Fir'aun, Qarun, 'Aad dan Tsamuud.
6) Dosa individu dalam agama islam artinya dosa yang dipikul oleh masing-masing individu akan dipertanggungjawabkan oleh diri mereka sendiri. Walaupun ada interaksi sosial yang menyebabkan saling terpengaruh satu sama lain tetapi mereka mempertanggungjawabkan hasil perilaku nya dan memikul beban dosanya secara individu, tidak melibatkan siapapun, sebagaimana firman Allah QS. Al-'Ankabut 29:12-13 yang artinya "Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman 'ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu', dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) disamping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.
Wallahu A'lamu Bissawab
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Sumber Referensi:
Suryana, Jajang: Manusia Makhluk Otonom, Singaraja, 2020.
Komentar
Posting Komentar